Daftar Isi

Peduli Terhadap Orang Lain

Kepedulian Terhadap Orang Lain PDF Print

Masih ingatkan anda betapa seorang Aristoteles harus menghadapi omelan/umpatan dari sang istri pagi dan sore setiap beliau pulang dari membantu dan memberikan kepedulian kepada orang lain? Tindakan sosial kemanusiaan Aristoteles tidak dimengerti dengan baik oleh istrinya.

Dapatkah kita bayangkan, apa jadinya hidup, bila tidak ada orang lain di sekitar kita yang hidup berdampingan dengan kita. Siapa yang akan mendengarkan keluh kesah kita? Siapa yang akan memberitahukan kita jika kita berbuat salah? Siapa yang akan memenuhi semua kebutuhan kita? Jangan lupa, sejak kita membuka mata di pagi hari sampai menutup mata kembali di malam hari, kita membutuhkan seperangkat produk untuk kebutuhan dasar diri. Kita butuh alat-alat pembersih diri, makanan, busana, jasa transportasi, dan lain-lain. Kesemuanya itu adalah hasil karya orang lain. Yang maha penting pula, tanpa orang lain, siapa yang akan menunjukkan kita jalan kehidupan sesungguhnya?

Kita terkadang memang lupa. Lupa akan keberadaan orang-orang di sekitar kita yang tanpa kita sadari telah memberikan satu tuntunan kehidupan yang berarti. Mereka menghibur kita di kala kita duka. Mereka menolong kita setiap saat kita butuhkan. Mereka turut merasakan apa yang kita rasakan. Mereka tidak akan menjauhkan diri bila kita mengalami satu tragedi kehidupan. Mereka adalah sahabat-sahabat sejati kita. Jangan lupa, kita tidak akan pernah dapat hidup seperti hari ini tanpa adanya mereka.

Namun, sudah sejauh mana kita menyadari betapa tindakan mereka telah menyempurnakan dan memudahkan hidup kita? Sudahkah kita memberikan penghargaan dan ucapan yang pantas kepada mereka? Kita harus belajar jujur kepada diri sendiri. Kita harus merenung, apa yang telah kita lakukan terhadap mereka sebagai balasan yang selayaknya mereka terima. Kita bahkan sering lupa kepada mereka di kala kita senang. Bahkan ada orang yang merasa, itu adalah kewajiban mereka melakukan semua itu. Itu adalah kewajiban sebagai seorang tetangga. Ini satu hal yang pantas disesalkan terjadi.

Orang-orang yang berada di luar diri kita adalah orang yang pantas menerima balasan setara dengan apa yang mereka lakukan terhadap kita. Mereka layak mendapatkan perlakuan sebagai orang terhormat karena bagaimana pun, mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersama kita di kala suka maupun duka.

Saya teringat dengan sebuah kisah yang sangat menyentuh tentang bagaimana seorang kakek mencoba membalas jasa baik orang lain kepada dirinya. Alkisah, ada kakek berusia 80 tahun sedang menanam pohon persik. Heran dengan perlakukan sang kakek, seorang anak muda, tetangganya, bertanya "Untuk apa anda menanam pohon persik itu, toh, mengingat usia anda yang cukup tua, anda tidak akan pernah menikmati hasilnya kelak?" Sang kakek menjawab, "Anak muda, dalam hidupku sampai saat ini, saya telah menikmati begitu banyak buah persik yang ditanam orang lain. Sekarang giliran sayalah menanam buat mereka." Betapa luhur dan menyentuh tindakan sang kakek itu.

Memberikan apa yang kita miliki buat orang lain yang telah berbuat baik kepada kita adalah investasi kebahagiaan masa depan, walau pun kita tidak pernah tahu kapan, dimana, atau dalam bentuk apa kebahagiaan itu akan datang. Tapi yang pasti adalah tidak akan ada satu perbuatan sekecil apa pun yang akan sia-sia.

Oleh karenanya, buanglah kepedulian kita hanya terhadap diri sendiri. Karena jika semua orang berpikir sama, tidak akan ada satu orang pun yang dapat hidup dengan lengkap, tenang apa lagi bahagia. Kita adalah satu rangkain yang tidak dapat dipisahkan. Saling membutuhkan, saling menolong, saling melengkapi, dan bahkan saling menuntun ke kehidupan yang lebih baik.

Akhirnya, semoga mulai hari ini, kita akan ingat bahwa ada orang lain di luar diri kita yang sama pentingnya harus kita perhatikan dan pedulikan. Kiranya, sinar Dharma, ajaran agung Guru Buddha akan memberikan cahaya buat kehidupan anda.

0 Response to "Peduli Terhadap Orang Lain"

Blog Terkait

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes